Jakarta - Demi memenuhi dahaga pembaca akan rasa
penasaran pada Yamaha YZF-R25, kali ini lanjut first ride yang dibubuhi
perjuangan. Lantaran unit yang dibikin belum banyak, sesi ini mesti
berbagi waktu dengan kru production house yang sedang mengambil gambar
materi iklan di kawasan SCBD, Jakarta.
Datang saat matahari
masih memancarkan sinarnya, baru dapat kesempatan saat lampu-lampu
gedung di seputaran kawasan bisnis itu menyala. Tapi enggak masalah,
yang penting ada kesempatan untuk menggebernya!
Jarum dari angka 8.000 rpm langsung melejit hingga 13.000 rpm dan
kalau dilanjutkan akan merambat menyentuh limiter di 14.000 rpm
Kunci di tangan, langsung deh kita ngegas baby M1 untuk pertama
kalinya. Jok yang berbusa cukup empuk enak diduduki, tangkinya yang
sempit pas dijepit paha. Saat duduk, motor terasa pendek, kaki tester
berpostur 173 cm 65 kg jadi sedikit nekuk, karena suspensi langsung
amblas.
Sudut setang sedikit menekuk ke belakang, namun terbilang
datar. Tombol-tombol sakelar persis punya Byson. Posisi setang cukup
tinggi, lebih tinggi dari R15. Dipadu jok rendah hasilnya posisi duduk
lebih santai, badan cukup tegak.
Setang jepit nempel di suspensi 41 mm
Langsung nyalakan mesin, saat stasioner suara cukup senyap, cuma
kalau digeber ada suara unik, seperti ketukan tapi tak terlalu
mengganggu. Tuas kopling sangat ringan, sedang tuas gigi cukup empuk,
rasanya mirip memindahkan gigi di Byson.
Tarikan awal biasa saja,
khas mesin 2 silinder segaris dengan komposisi piston overbore (60 x
44,1 mm), tapi sedikit lebih berisi dari Kawasaki Ninja 250FI. Namun,
begitu takometer menyentuh angka 8.000 rpm, motor dengan throttle body
32 mm ini mantep banget! Kalau kata anak balap atasnya ‘jahat banget’!
Raungan mesin maknyus, cuma sedikit getar di rpm menengah. Predator headlight, sangar dan nyalanya terang
Jarum dari angka 8.000 rpm langsung melejit hingga 13.000 rpm
dan kalau dilanjutkan akan merambat menyentuh limiter di 14.000 rpm.
Makin bikin adrenalin naik karena diiringi raungan knalpot yang merdu.
Ah...
Makin asyik di kecepatan tinggi konsentrasi tak perlu
terpecah melihat takometer, karena ada shiftlight yang bisa diatur
nyalanya, mau mulai di rpm berapa termasuk matinya. Oh iya panel
indikatornya punya proporsi yang pas, mana yang penting seperti
takometer, gear position dan spidometer dibikin lebih besar, sedang info
pendukung lainnya kecil saja.
Main-main ah… Angkat sedikit roda depan
Eits jangan terlewat artikel berikutnya, karena akan dilanjut
membahas handling, pengukuran akselerasi, top speed termasuk konsumsi
bensin dari motor yang dijual Rp 53 juta ini!
Sumber: (motor.otomotifnet.com)