Pertalite. Popularitas bensin beroktan 90 ini tentu mengundang banyak
perhatian masyarakat, khususnya bicara kualitas dan spesifikasi. Menurut data yang di rilis
Pertamina, Pertalite sudah diuji oleh tiga lembaga,
BPPT, LAPITB dan Lemigas. Pertamina kemudian mengklaim keseluruhan hasil
tes cukup positif bahkan melebihi spesifikasi yang disyaratkan. Spesifikasi
dari RON 90 ini tidak ada kandungan mangan atau besi, tidak ada
kandungan timbal, kandungan sulfur harus lebih rendah dari 500 ppm.
Pertalite sendiri sulfurnya hanya 188 ini sangat rendah bila
dibandingkan dari spesifikasi yang diharuskan oleh Ditjen Migas. Artinya
spesifikasi ini sudah
over atau jauh lebih bagus dari batas yang di ttentukan oleh Ditjen Migas.
Stabilitas oksidasi, juga lebih lama mencapai 480 menit.
Proses pembakaran yang lebih lama ini berpengaruh pada jarak tempuh
sepeda motor yang memang relatif lebih irit ketimbang Premium.
Efesiensi
yang lebih irit ini terbukti ketika dites menggunakan
Toyota Avanza dengan Premium. Jarak tempuh yang dihasilkan per liter
mencapai 13,7 kpl, sedangkan dengan Pertalite bisa mencapai 14,9 kpl.
Untuk lebih jelasnya, simak perbandingan spesifikasi Pertalite dengan syarat Pemerintah di bawah ini.
- Karakteristik
Spesifikasi Pertalite : Min 90
Spesifikasi Pemerintah : Min 90
- Kandungan Timbal
Spesifikasi Pertalite : None
Spesifikasi Pemerintah : None
- Kandungan Mangan dan Besi
Spesifikasi Pertalite : None
Spesifikasi Pemerintah : None
- Kandungan Sulfur
Spesifikasi Pertalite : 180 ppm
Spesifikasi Pemerintah : Maks 500 ppm
- Stabilitas Oksidasi
Spesifikasi Pertalite : > 480 menit
Spesifikasi Pemerintah : Min 360 menit
- Warna dan Tampilan Visual
Spesifikasi Pertalite : Hijau, Jernih, Terang
Spesifikasi Pemerintah : Hijau, Jernih, Terang
Mana Lebih Baik, Pertalite atau Oplosan Premium-Pertamax?
Kebiasaan banyak pengguna kendaraan adalah mengoplos dua jenis bensin
untuk didapatkan spesifikasi lebih tinggi. Paling banyak, mencampur
Pertamax (RON 92) dan Premium (RON 88) untuk mendapatkan angka tengah,
yakni RON 90. Namun kini ada Pertalite yang sudah ditetapkan punya RON
90. Masih efektifkah mengoplos?
Setelah menganalisa dari dua sudut, pertama soal harga. Saat ini, harga Premium
adalah Rp 7.400, sementara Pertamax dipasarkan Rp 9.300. Jika dioplos fifty-fifty dan diambil rata-rata harga, banderol yang didapat adalah Rp 7.400 + Rp 9.300 dibagi dua, diperoleh Rp 8.350. Bandingkan dengan satu liter Pertalite yang dibanderol Rp 8.400. Memang Pertalite sedikit lebih mahal. Namun bila mengoplosnya perolehan kualitas akan berbeda meski sama-sama didapat RON 90. Premium tidak ada aditifnya. Jika dioplos, RON akan sama, namun
konsentrasi aditif di Pertamax akan turun jadi setengahnya. Kalau sudah
berkurang, bisa jadi aditif tidak bekerja maksimal, atau bahkan tidak
bekerja sama sekali.
Dengan kata lain, ketika konsumen mengoplos
bensin, kadarnya akan sama saja beli Premium. Lebih jauh, artinya bahwa
konsumen akan rugi jika mengoplos, karena efektivitas aditif pada
Pertamax bakal tidak maksimal.
Sekarang ada tawaran baru Pertalite yang sudah pasti beraditif. Kalau
mau nyoba gampang. Bandingkan pada sepeda motor setelah dibersihkan
ruang bakar dan katup-katupnya, diisi oplosan atau Premium stasioner 50
jam, dengan sepeda motor yang pakai Pertalite. Hasilnya akan beda