Mengenang Mobil Nasional Timor
Timor adalah sebuah perusahaan mobil yang dimiliki oleh anak mantan
presiden Soeharto, Hutama Mandala Putra atau dikenal dengan Tommy
Soeharto. Konsep awal mobnas ini dimaksudkan sebagai mobil nasional
Indonesia, seperti halnya Proton yang berbasiskan Mitsubishi di
Malaysia. Timor adalah kependekan dari Teknologi Industri Mobil Rakyat.
Mobil ini mulai dipasarkan di Indonesia pada pertengahan tahun 1996.
Model pertama mobil Timor yaitu S515 merupakan versi yang sama dengan
mobil Kia Sephia dari Korea Selatan.
Sebelum Timor diberikan hak sebagai pionir mobil nasional,
Indonesia telah memiliki mobil buatan asli Indonesia (mesin, bodi dan
perakitan oleh Indonesia ) seperti Toyota Kijang, Datsun Sena, VW Mitra,
Mazda MR90, Holden Lincah dsb. Pada tahun 1996, Indonesia dengan
diketuai oleh Menristek BJ Habibie membuat mobil dengan mesin
berkapasitas 1200 cc. Namun proyek yang diberi nama Maleo itu tidak
dilanjutkan karena pendanaannya tersedot oleh proyek mobil Timor. Dengan
dikeluarkannya Inpres Nomor 2 Tahun 1996 yang menginstruksikan kepada
Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Keuangan, dan Menteri
Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanama modal
agar secepatnya mewujudkan industri mobil nasional dan bersamaan dengan
Inpres Nomor 2 Tahun 1996 menunjuk PT. Timor Putra Nasional (PT. TPN)
sebagai pionir mobil nasional. Dengan ditunjuk nya PT. TPN sebagai
pionir mobil nasional maka mereka dibebas dari bea masuk dan pajak
dengan syarat mereka harus menggunakan komponen local sebesar 20 % pada
tahun pertama, 40 % pada tahun kedua, dan 60% pada tahun berikutnya.
Model pertama dari mobil ini adalah Timor S515 yang merupakan rebranding
dari Kia Sephia versi 1995. Sedangkan untuk mengembangkan dan
mewujudkan mobil nasional yang asli, Indonesia telah menyiapkan
rancangan mobil nasional generasi kedua yang di desain Zagato. Namun
proyek ini tidak berjalan mulus seperti generasi pertamanya karena
terjadinya krisis ekonomi Asia yang menyebabkan bangkrutnya Kia Motors
pada tahun 1997 yang kemudian dibeli oleh Hyundai pada tahun 1998.
Mengikuti mundurnya Presiden Soeharto maka proyek Timor juga ikut
ditutup.
Seperti halnya Malaysia yang mengembar ngemborkan teknologi mobil Lotus dari Inggris pada mobnasnya Proton. Saat itu Timor seharusnya juga bisa menerapkan teknologi yang ada pada supercar Italia Lamborghini dan supercar Amerika Vector dikarenakan saham Lamborgini dikuasai oleh Tommy Soeharto.
Sejarahnya Lamborghini mendapat banyak pujian pada tahun 1966. Setelah beberapa dekade, masa sulit menimpa perusahaan di pertengahan tahun 1970-an, seperti penjualan anjlok karena krisis moneter dunia 1973 dan krisis minyak. Setelah melewati masa kebangkrutan dan tiga kali perubahan kepemilikan, Lamborghini menjadi anak perusahaan dari Chrysler pada tahun 1987. Kegagalan Lamborghini terus berlanjut sampai tahun 1994 akhirnya Chrysler menyerah.
Chrysler menjual Lamborghini dan pembelinya adalah MegaTech perusahaan ini terdaftar di Bermuda milik konglomerasi SEDTCO Pty yang dimanajeri oleh Setiawan Djodi dan Tommy Soeharto. Djody, yang mempunyai saham sebesar 35% American supercar manufacturer Vector Motors, berfikir supaya Vector dan Lamborghini bisa berkolaborasi untuk keuntungan bersama.
Setelah MegaTech membeli Lamborghini dari Chrysler pada saat itu penjualan Lamborghini mulai bagus tapi tahun 1995 Tommy melakukan restrukturisasi dan dia menguasai 60% saham dan perusahaan Malaysia MyCom Bhd 40%. Tahun 1996 perusahaan itu merekrut Vittorio untuk memimpin Lamborghini, dia punya pengalaman 40 Tahun di pabrik mobil Fiat ternyata dia berhasil menjual 209 Lamborghini Diablo hingga perusahaan itu mencapai break event points.
Tahun 1997 Indonesia dilanda krisis ekonomi yang hebat. Tommy terpaksa harus menjual lagi pabrik Lamborghini itu tahun 1998 dan pembelinya adalah perusahaan mobil Audi milik Jerman. Konon Audi membeli Lamborghini dari Tommy sekitar £80 Juta (atau $117 Juta). Dan sampai sekarang Lamborghini masih dimiliki oleh Audi.
Timor sendiri pernah menjual beberapa macam mobil seperti Timor S515i sedan 1500cc Injeksi, Timor S515 sedan 1500cc karburator, Timor S516i sedan 1600cc Injeksi yang digunakan untuk kebutuhan balap, dan Timor SW516i Station wagon yang dibuat karoseri New Armada di Magelang dengan mesin 1600cc DOHC Injeksi.
Andai proyek ini tetap hidup keren juga ya Indonesia bisa punya dan bisa ngembangin mobil kecil pake teknologi dari Lamborghini sama Vector biar saingan sama Proton dari Malaysia. Sayang proyek sebagus ini harus berhenti gara-gara krisis moneter tahun 1997 dan mundurnya presiden Soeharto tahun 1998.
Timor Station Wagon |
Seperti halnya Malaysia yang mengembar ngemborkan teknologi mobil Lotus dari Inggris pada mobnasnya Proton. Saat itu Timor seharusnya juga bisa menerapkan teknologi yang ada pada supercar Italia Lamborghini dan supercar Amerika Vector dikarenakan saham Lamborgini dikuasai oleh Tommy Soeharto.
Sejarahnya Lamborghini mendapat banyak pujian pada tahun 1966. Setelah beberapa dekade, masa sulit menimpa perusahaan di pertengahan tahun 1970-an, seperti penjualan anjlok karena krisis moneter dunia 1973 dan krisis minyak. Setelah melewati masa kebangkrutan dan tiga kali perubahan kepemilikan, Lamborghini menjadi anak perusahaan dari Chrysler pada tahun 1987. Kegagalan Lamborghini terus berlanjut sampai tahun 1994 akhirnya Chrysler menyerah.
Chrysler menjual Lamborghini dan pembelinya adalah MegaTech perusahaan ini terdaftar di Bermuda milik konglomerasi SEDTCO Pty yang dimanajeri oleh Setiawan Djodi dan Tommy Soeharto. Djody, yang mempunyai saham sebesar 35% American supercar manufacturer Vector Motors, berfikir supaya Vector dan Lamborghini bisa berkolaborasi untuk keuntungan bersama.
Setelah MegaTech membeli Lamborghini dari Chrysler pada saat itu penjualan Lamborghini mulai bagus tapi tahun 1995 Tommy melakukan restrukturisasi dan dia menguasai 60% saham dan perusahaan Malaysia MyCom Bhd 40%. Tahun 1996 perusahaan itu merekrut Vittorio untuk memimpin Lamborghini, dia punya pengalaman 40 Tahun di pabrik mobil Fiat ternyata dia berhasil menjual 209 Lamborghini Diablo hingga perusahaan itu mencapai break event points.
Tahun 1997 Indonesia dilanda krisis ekonomi yang hebat. Tommy terpaksa harus menjual lagi pabrik Lamborghini itu tahun 1998 dan pembelinya adalah perusahaan mobil Audi milik Jerman. Konon Audi membeli Lamborghini dari Tommy sekitar £80 Juta (atau $117 Juta). Dan sampai sekarang Lamborghini masih dimiliki oleh Audi.
Timor sendiri pernah menjual beberapa macam mobil seperti Timor S515i sedan 1500cc Injeksi, Timor S515 sedan 1500cc karburator, Timor S516i sedan 1600cc Injeksi yang digunakan untuk kebutuhan balap, dan Timor SW516i Station wagon yang dibuat karoseri New Armada di Magelang dengan mesin 1600cc DOHC Injeksi.
Andai proyek ini tetap hidup keren juga ya Indonesia bisa punya dan bisa ngembangin mobil kecil pake teknologi dari Lamborghini sama Vector biar saingan sama Proton dari Malaysia. Sayang proyek sebagus ini harus berhenti gara-gara krisis moneter tahun 1997 dan mundurnya presiden Soeharto tahun 1998.
Post a Comment for "Mengenang Mobil Nasional Timor"
Post a Comment